TRADISI KOMPANG SEBAGAI MEDIA PELESTARIAN BUDAYA DI DESA TEMUSAI MENUJU INDONESIA EMAS 2045

Authors

  • Sadarman Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau
  • Hazarudin Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau
  • Afiqah Adawiyah Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau
  • Salwa Zahrotul Jannah Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau
  • Fany Rahma Sari Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau
  • Ilham Padri Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau
  • Fitri Wahyu Ningsih Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau
  • Aulia Azira Putri Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau
  • Selvi Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau
  • Fasya Dwi Rahma Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau
  • Aditya Putra Ivanza Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau
  • Saripaeni Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau
  • Sad Sulastyo Agus Pamungkas Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau

Keywords:

Tradisi Kompang, Pelestarian Budaya, Desa Temusai, Indonesia Emas 2045

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk memahami tradisi kompang sebagai media pelestarian budaya di Desa Temusai, Kabupaten Siak, dalam rangka mendukung visi Indonesia Emas 2045. Kompang merupakan salah satu kesenian tradisional masyarakat Melayu yang tidak hanya berfungsi sebagai sarana hiburan dan ritual keagamaan, tetapi juga memiliki nilai sosial, religius, ekonomi, serta menjadi identitas budaya lokal. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara, observasi, serta partisipasi aktif mahasiswa KKN dalam latihan kompang yang rutin dilaksanakan setiap malam minggu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tradisi kompang berperan penting dalam mempererat solidaritas sosial, menanamkan nilai kebersamaan, serta menjadi media dakwah dan pendidikan spiritual. Selain itu, kompang juga memberikan peluang ekonomi bagi masyarakat melalui jasa pertunjukan dan produksi alat musik. Meskipun demikian, tantangan globalisasi dan minat generasi muda terhadap budaya populer modern berpotensi mengurangi eksistensi kompang. Oleh karena itu, diperlukan strategi revitalisasi, pelibatan generasi muda, dan dukungan pemerintah desa untuk memastikan tradisi ini tetap lestari. Kesimpulannya, tradisi kompang tidak hanya sekadar kesenian, tetapi juga aset budaya strategis yang mampu mendukung pembangunan identitas bangsa menuju Indonesia Emas 2045.

Downloads

Published

2025-09-19