PERSPEKTIF ETIKA KRISTEN TENTANG STANDAR MENGASIHI

Abstract

Etika Kristen sangat berkaitan erat dengan kasih keKristenan. Kekristenan tidak dapat dipisahkan dengan kasih, sebab Allah telah lebih dulu mengasihi umat-Nya melalui pengorbananNya di kayu salib untuk penebusan dosa-dosa setiap manusia. Segala hutang dosa telah ditebusnya, dan inilah bukti dari kasih yang sangat besar itu. Tidak ada kasih yang lebih besar dari kasih Allah. Oleh sebab Yesus telah mengasihi kita, maka kita juga harus mengasihi Allah dan mengasihi sesama kita. Sebagaimana dalam taurat Tuhan bahwa kita harus lebih dulu mengasihi Allah lalu mengasihi dunia. Ketika kita telah mampu mengasihi Allah, maka secara otomatis Roh Kudus akan memberikan kasih yang daripada Allah dalam hati kita. Kasih tidak dapat hanya dalam wacana semata, namun juga harus disertai dengan perbuatan kita. 1 Yohanes 4:10-12 mengatakan “Inilah kasih itu: bukan kita yang telah mengasihi Allah, tetapi Allah yang telah mengasihi kita dan mengutus Anak-Nya sebagai pendamai bagi dosa-dosa kita. Saudara-saudaraku yang terkasih, jikalau Allah demikian mengasihi kita,  maka kita juga harus saling mengasihi. Tidak ada seorang pun yang pernah melihat Allah. Jika kita saling mengasihi, Allah tetap di dalam kita, dan kasih-Nya sempurna di dalam kita.” Penelitian ini dilakukan dengan metode studi pustaka, yakni dengan mengumpulkan informasi dari berbagai sumber yakni buku, jurnal, majalah, dan sumber lainnya yang relevan dengan tulisan.